Tutorial Yoast SEO Terbaru kali ini saya tulis karena dua tutorial saya sebelumnya;
Sudah ketinggalan jaman karena sejak posting itu saya terbitkan telah terjadi banyak update Yoast SEO. Tutorial Yoast SEO Terbaru ini akan membahas salah satu fitur terbarunya, Content Analysis.
Kalau dalam artikel cara menggunakan Yoast SEO saya mambahas optimasi SEO on page dari artikel yang ditulis. Dalam artikel lama itu dibahas tentang berbagai parameter penting yang dipantau Yoast agar optimasi SEO on page kita selalu bagus. Seperti yang tampil dalam gambar berikut;
Kali ini sejak versi 3.3 Yoast SEO memperkenalkan sebuah fitur baru, yaitu Content Analysis (Analisis Konten). Analisis konten ini berguna untuk memastikan bahwa tulisan kita mudah dipahami oleh pembaca artikel kita.
Mengenal Content Analysis Yoast SEO
Content Analysis atau analisa konten ini adalah sebuah fitur baru yang akan tampil di bagian bawah editor artikel dalam sebuah tab baru dan juga di bawah tombol publish/terbitkan yang ada di sisi kanan post editor.
Lalu apa saja yang menjadi faktor kunci yang menjadikan penilaian konten kita dinilai bagus? Struktur kepenulisan seperti apa yang menjadi ‘standar’ dalam menulis artikel?
Seperti yang ditampilkan di website Yoast, beberapa metode menulis artikel yang dipantau oleh Yoast SEO termasuk;
- Panjang Kalimat
- Panjang Paragraf
- Keberadaan sub-heading
- Keberadaan passive voice
- Keberadaan kata penghubung, dan
- Flesch reading ease
Dari keenam item di atas menurut saya tidak sepenuhnya bisa diterapkan jika artikel yang kita buat menggunakan bahasa Indonesia. Karena saya tidak yakin tata bahasa Indonesia masuk dalam perhitungan plugin Yoast SEO ini.
Ambil contoh passive voice dan kata transisi, untuk kedua bahasa sudah memiliki susunan dan daftar kata penghubung yang berbeda. Terlebih untuk Flesch Reading Ease, sudah sejak di tutorial saya yang terdahulu saya sampaikan fitur ini tidak bisa dipakai pada artikel Bahasa Indonesia.
Tutorial Yoast SEO Terbaru; Kriteria artikel mudah dipahami
Elemen kunci dari penilaian artikel kita bagus atau tidak sekarang hanya tinggal 3 elemen. Yaitu panjang kalimat, panjang paragraf dan juga sub heading saja.
Optimasi panjang kalimat
Jangan menulis sebuah kalimat dengan jumlah kata yang berlebihan. Karena dengan membuat sebuah kalimat yang terdiri lebih dari 20 kata akan membuat kalimatmu lebih sukar dipahami. Selain itu akan ada kemungkinan terjadinya kesalahan dalam struktur kalimat yang bisa saja membolak balikkan logika dan maksudnya justru tak bisa diterima pembaca.
Optimasi panjang paragraf
Sebuah paragraf yang memenjhi seluruh halaman pastinya akan menjadikan mata yang memandang lelah sebelum membacanya. Terlebih kita menulis di blog, yang akan dibaca di layar komputer/smartphone.
Akan sangat tidak nyaman pastinya jika sebuah artikel sepanjang 800 kata lebih dijadikan 1 paragraf.
Pecah pokok – pokok ide dalam tiap paragrafnya sendiri agar mudah dicerna. Sebuah paragraf dengan kalimat 7-8 buah sudah termasuk panjang dan menjemukan.
Sub heading membagi artikel dalam bagian lebih kecil
Sebuah sub heading, seperti baris di atas, membagi artikel menjadi bagian – bagian kecil tersendiri dari keseluruhan artikel.
Saya menulisnya di sana bukan tanpa alasan.
Saya pastikan beberapa paragraf yang mengikutinya menerangkan lebih jauh dan lengkap maksud sub heading itu. Dan pastikan juga jumlah kata di bawah sebuah sub heading tidak lebih panjang dari 300 kata.
Tetap jadikan pembaca prioritas utama
Intinya, tetap jadikan pembaca blog/website kamu perhatian utama dalam menulis artikel. Jadikan artikel yang kamu tulis sebuah solusi dari masalah yang mereka hadapi.
Tanpa diminta pembaca blog kamu akan datang mengunjungi website kamu lagi, menuliskan komentar untuk mengucapkan terima kasih. Mereka juga tak ragu untuk membagikan artikel ke sosial media atau bahkan berlangganan update tulisanmu melalui email.
Inti dari blogging adalah komunikasi, menyampaikan informasi yang berguna bagi pembaca. Jika sudah demikian, pastinya pembaca blogmu akan menjadikanmu sosok terpercaya yang menjadi rujukan.
Final words, selamat ngeblog, semangat memberi nilai posistif! 🙂
Ngapunten mas Tiyo, saya mau tanya, bagusan pakai sitemap xml dari yoast atau dari Google Auto Sitemap?
Kalau dri yoast sitemapnya lbih dari satu, jadi bingung mau nyumbit ke webmaster.
Saya disini karena makai Yoast sekalian pakai yang dari Yoast saja, daripada nambah – nambahi plugin, yang disubmit khan sitemaps yang utama saja, http://wpkamt.com/sitemap_index.xml, karena disitu sudah dicantumkan sitemaps lainnya, dan Google sudah cukup paham gimana caranya memperlakukan sitemaps ini.
Mas ada bnyak sitmap, post-sitempa.xml, category-sitepmap.xml dan yg lainya, nah itu yg harus disumbit ke webmaster yg mana mas ?
sitemaps_index
assalamu’alaykum, saya masih stuck di flesch reading and transition nya, seberapa penting 2 indikator ini bang buat SEO bang?
Fitur tersebut hanya akan berjalan dengan baik saat kita menulis artikel bahasa Inggris, kalau blog kita bahasa Indonesia tidak perlu untuk diperhatikan.